Kamis, 14 Februari 2013

Makna 14 February


Apa yang terbesit di pikiran anda jika ingat atau dengar tanggal 14 February? Yups hari Valentine atau hari kasih sayang. Di mana banyak bungkusan coklat, kuntum bunga mawar atau boneka berbentuk love atau bear yang dipajang di etalase mall, swalayan atau bahkan mini market. yang biasanya mulai hadir di awal bulan February.

 Tapi bukan itu yaa yang akan jadi topiknya karena pada tanggal 14 February bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Ngomongin hari ulang tahun yaa menurutku hari ulang tahun itu biasa saja. Tak ada perayaan atau sejenisnya ((belum pernah dirayain secara wow) paling banter ya semisal ucapan-ucapan, happy b-day ya, selamat ulang tahun, met milad, dst #tanpa kado ^_^. Pernah sih dikasih kado sama temen SD dulu, whatever. Mungkin sekarang dia udah lupa. Di fb kita baru berteman akhir-akhir ini. Entah dia yang udah berubah atau akunya yang berubah. Aku pengen persahabatan kita kembali yaa setidaknya seperti jalinan persahabatan antara kita dan teman-teman yang lain aja gak apa-apa, yang penting ada jalinan silaturrahmi di antara kami.#curcol 

Yaa dia itu orangnya baik banget menurutku. Dia yang udah ngebantu ngetikin novel aku yang aku tulis pake tulisan tangan, dia yang ngerentalin. Dan aku gak kasih dia apa-apa aku cuma bayar ongkos rental nya aja. Yaa dia sih ikhlas aja bantuin aku, mungkin karena tahu keadaanku. Tapi sampai saat ini aku masih merasa sangat berhutang budi sama dia. Aku udah janji kalau suatu saat nanti novelku yang itu diterbitkan aku akan kirim ke alamat dia sebagai tanda balas jasa aku yang masih gak seberapa dibanding kebaikan-kebaikannya. Sekarang masih menunggu kepastian novel accept atau enggak. Aku email penerbitnya minta kepastian tapi gak ada balasan. Hhmm memang harus sabar dan terus berbenah.
Aku kangen sama dia, sahabat kecilku. Kini aku ingin ucapan selamat ultah dari dia, itu saja.(curcol)

Dear ibuku,

14 Februari dua puluh satu tahun yang lalu, saat itu ibuku tengah mempertaruhkan nyawanya demi keluarnya aku kea lam dunia ini. Kini saat  aku sudah merasakan bagaimana perjuangan seorang ibu terhadap anak-anaknya. Ibu lah pahlawan tanpa tanda jasa, tanpa bayaran, tanpa gaji tiap bulannya, tanpa uang pensiun, tanpa kenaikan jabatan, tanpa hari libur, tanpa impassing atau sertifikasi. Tapi meskipun begitu, ibu tetap dengan ikhlas membesarkan kami, rela bersusah payah demi kesenangan kesenangan kami, rela makan seadanya demi uang jajan kami.  Ibu… dan juga tak lupa kepada bapak. Tanpa bapak, ibu juga takkan tegar menghadapi kerasnya hidup karena bapak juga aku hidup. Bapak yang menjadi tulang punggung kami selama ini. Bapaklah iman yang menjadi penuntun keluarga. Yah pengorbanan kedua orang tua yang membuat aku bisa seperti ini. Bapak ibu yang mengajariku mengenal huruf sebelum ibu guru mengenalkannya. Bapak ibu yang dengan sabar mengajariku menghafal bacaan-bacaan shalat sejak aku masih kanak-kanak. Aku masih ingat setiap ba’da maghrib ibu selalu mengajari aku mengaji, mengetes hafalan shalat dan surat pendek serta do’a-do’a yang telah aku hafalkan tiap harinya bersama ibu sambil ibu mengurus adik atau menyusui adik juga mungkin saat ibu tengah hamil adik keduaku. Yaah aku lupa. Intinya saat aku masuk SD aku sudah bisa baca tulis walaupun sebelumnya aku tidak dimasukkan ke Taman Kanak-kanak. Aku sudah mengenal baca tulis huruf hijaiyyah tanpa belajar sama orang lain kecuali ayah ibu dan ibulah yang mendominasi kegiatan belajarku. Love you mom, kasihmu sepanjang jalan sepanjang jalan. Meskipun ini bukan hari ibu, tapi hari ini mengingatkan betapa dahsyatnya peran seorang ibu. Semoga aku bisa menjadi ibu yang baik buat anak-anakku nantinya. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar